Saturday, February 28, 2009

Titik Spidol Hitam di “Hati”

Sebelumnya saya tidak pernah berpikir untuk mengukur seberapa bersih hati saya. Namun saat mendengarkan ceramah di sebuah radio, hati saya tergugah untuk mencobanya. Dalam ceramah itu dinyatakan, hati itu ibarat kertas putih. Ia akan berubah menjadi hitam, jika setiap hari kita memberinya “titik hitam”, alias “dosa” yang kita perbuat.

Saya tergugah untuk mempraktekkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan alat Bantu kertas putih dan spidol hitam. Saya menggambar bentuk hati di kertas putih itu, yang saya ibaratkan sebagai hati saya. Mulanya saya merasa, ini akan menjadi sebuah percobaan yang mudah sekali.

Namun, setiap kali saya merasa berbuat “dosa”, rasanya beraaaat sekali untuk membubuhkan titik hitam di “hati” saya itu. Sebab, ternyata banyak sekali kejadian atau peristiwa yang membuat saya, mau tak mau, harus membubuhkan titik hitam. Mulai dari berbohong, bergosip, marah-marah, berkata jorok, berburuk sangka pada orang lain, dan banyak lagi.

Padahal, selama ini saya menganggap diri saya sebagai orang baik yang selalu berusaha tidak melakukan dosa besar dan tidak merugikan orang lain. Dengan mengukur kebersihan hati sendiri, meski lewat cara yang sangat sederhana seperti ini, saya jadi menyadari, ternyata hati saya belum cukup bersih untuk menyebut diri sebagai orang baik.

No comments:

Post a Comment