Saturday, February 28, 2009

Benih Kejujuran

Seorang Raja merasa telah tiba waktunya untuk memilih penggantinya. Alih-alih memilih anaknya, Raja malah memutuskan untuk melakukan sesuatu diluar tradisi kerajaan. Dia memerintahkan seluruh pemuda di kerajaan berkumpul, kemudian mengumumkan sebuah sayembara. "Sudah tiba waktunya bagiku untuk turun tahta dan mencari pengganti. Aku memutuskan untuk memilih satu diantara kalian sebagai penggantiku."

Seluruh pemuda yang hadir saat itu sangat terkejut. Raja melanjutkan, "Hari ini aku akan memberikan kepada kalian masing-masing sebuah benih. Benih ini sangat special. Aku minta kalian menanam dan memelihara benih ini sebaik-baiknya. Satu tahun dari sekarang aku minta kalian berkumpul kembali dengan membawa tanaman yang berasal dari benih yang kuberikan ini. Dari tanaman itulah aku akan memberikan penilaian untuk memilih siapa yang pantas menjadi penggantiku!"

Seorang pemuda bernama Ling yang hadir saat itu, seperti yang lainnya, juga menerima sebuah benih. Setibanya di rumah, dengan gembira dia menceritakan apa yang dia dengar hari itu kepada ibunya. Sang ibu membantunya mencari sebuah pot dan mencari tanah yang cukup baik untuk menanam benih special tersebut. Ling menanam benih itu dan merawatnya dengan penuh perhatian. Setiap hari dia menyiram benih dan melihat apakah benih itu telah tumbuh.

Tiga minggu berikutnya, beberapa pemuda di desa Ling mulai membicarakan benih yang mereka tanam, yang saat itu telah mulai tumbuh menjadi tanaman. Ling yang dengan cermat mengamati dan merawat benihnya, tidak melihat apapun muncul dari dalam tanah, tiga minggu, empat minggu, lima minggupun berlalu, tetapi, benih yang ditanamnya tetap saja tidak tumbuh menjadi tanaman.

Sekarang, seluruh pemuda di desa yang mendapat benih dari raja, masing-masing sudah membicarakan tanaman mereka, tetapi Ling tidak, dia merasa gagal. Enam bulan berlalu, tapi benih di dalam pot milik Ling masih saja tidak menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh menjadi tanaman. Ling berpikir mungkin dia telah membuat benih tersebut busuk dan tidak dapat tumbuh. Ketika semua teman-temannya membicarakan tanaman yang saat itu telah tumbuh menjadi pohon yang tinggi, Ling hanya bisa diam dan berharap agar benihnya bisa tumbuh.

Setahun berlalu. Kini tiba saatnya bagi seluruh pemuda di kerajaan tersebut untuk berkumpul kembali di istana sambil membawa tanaman mereka. Ling berkata kepada ibunya, dia tidak mau ke istana membawa pot kosong. Ibunya dengan sabar menasehatinya untuk tetap pergi walaupun dengan membawa benih yang tidak dapat tumbuh. Ling merasa sangat takut dan malu, tetapi dia tahu bahwa apa yang dikatakan ibunya benar. Dia harus belajar untuk berani menghadapi kenyataan dan bertanggungjawab. Maka berangkatlah Ling ke istana raja dengan membawa pot tersebut.

Setibanya di istana, Ling merasa sangat takjub dan kagum melihat aneka macam pohon yang tumbuh di pot milik teman-temannya. Pohon-pohon itu semuanya sangat indah, baik bentuk maupun ukurannya. Ling meletakkan potnya di lantai. Beberapa orang disekitarnya segera tertawa melihat pot miliknya yang kosong, ada juga yang merasa kasihan kepadanya.

Raja tiba di balairung istana dan segera berkeliling melihat pohon-pohon dan memberikan komentarnya setiap dia melihat pohon yang mengagumkan. “Benar-benar pohon-pohon yang cantik dan luar biasa. Hari ini salah seorang dari kalian akan terpilih sebagai raja, menggantikan diriku!" Tiba-tiba, Raja melihat Ling yang berdiri di barisan paling belakang dengan potnya yang tanpa tanaman. Dia memerintahkan petugas kerajaan untuk membawa Ling dan potnya ke depan. Ling sangat ketakutan. "Raja tahu aku telah gagal. Mungkin dia akan menjatuhkan hukuman!" Ketika tiba dihadapan Raja, Ling segera berlutut. Raja bertanya siapa namanya. "Nama saya Ling," jawabnya. Seluruh pemuda yang hadir di balairung istana mentertawakannya.

Raja memerintahkan semua diam. Dia menatap Ling, dan mengucapkan sesuatu kepada seluruh yang hadir di balairung istana saat itu, "Tunduk dan hormatilah Raja kalian yang baru, Raja Ling!" Ling tidak dapat mempercayai pendengarannya, bagaimana mungkin dia bisa terpilih, dia bahkan tidak melihat ada tanaman tumbuh dari benih yang ditanamnya.
“Setahun lalu, di ruang ini aku memberikan kalian masing-masing sebuah benih. Aku meminta kalian untuk menanam, merawat dan memelihara benih itu, hingga tiba saatnya bagi kalian untuk membawa kembali hasil jerih payah kalians selama setahun kembali ke istana ini. Tapi sesungguhnya benih yang kuberikan itu adalah benih yang tidak dapat tumbuh, walaupun kalian telah merawatnya sebaik mungkin. Kalian semua, kecuali Ling, datang membawa pohon dan tanaman, bahkan bunga-bunga. Ketika kalian mendapati benih yang kalian tanam tidak tumbuh, kalian segera menggantikannya dengan benih lain.

Hanya Ling yang memiliki keberanian serta kejujuran untuk datang kemari hari ini membawa dengan membawa benih yang sampai saat ini masih berada dalam potnya. Maka dialah yang layak menjadi Raja!"

No comments:

Post a Comment